Sisi Positif dalam Perkembangan Teknologi
Pengembangan teknologi sebagai sebuah proyek untuk mempermudah manusia dalam melakukan berbagai aktivitas, terutama dengan terciptanya berbagai alat-alat perangkat lunak dan perangkat keras itu, tak jarang menuai pro-kontra secara realitas karena penggunaan yang disalahgunakan, namun terlepas dari perihal negatif terkait kehadiran dan Pengembangan teknologi terhadap manusia di era modern.
Namun dari semua cerita diatas, yang menarik adalah keinginantahuan dari ponakan saya dan manfaat positif yang ditimbulkan oleh hasil pengembangan teknologi seperti Tik-tok dan Facebook. Maka dari semua itu saya bisa menyimpulkan bahwa terkait teknologi, bisa bermanfaat jika berada di tangan orang yang tepat dan akan berujung negatif bila penggunanya tidak memanfaatkan fasilitas itu ke arah yang baik. Terima kasih
Ternyata teknologi memiliki kegunaan yang saya pikir positif hingga pada aktivitas yang sederhana. Di sini, saya ingin bercerita pengalaman saya ketika melihat beberapa model positif yang hadir di kehidupan sehari-hari.
Suatu ketika saya pernah ditanya oleh ponakan saya yang masih duduk kelas 2 Sekolah Menengah Pertama (SMP). Apa betul Presiden itu raja dengan mahkota yang jahat? dan apa benar bahwa Presiden itu nggak ada otaknya makanya ditulis dan digambarkan Not Found ? Seketika saya terdiam dan bertanya dari mana kamu menemukan hal itu? Ternyata kata atau tulisan itu dia temukan dalam beberapa akun Facebook yang muncul di berandanya dan juga di video Tiktoknya.
Jujur saja, seketika saya merasa bahagia karena dia telah memiliki perhatian dan berani bertanya terkait hal yang kritis di usianya yang baru beranjak 12 tahun. Namun dibalik itu sedikit muncul kekhawatiran dalam benak saya karena takutnya ia menganggap itu adalah sebuah lelucon yang kemudian di mainkan dalam lingkaran pergaulannya dengan tanpa memahami subtansi dibalik tulisan-tulisan yang ia baca maupun yang ia tonton itu.
Sebelum menanggapi pertanyaannya itu, sedetik terbesit dalam benak saya, ia mungkin tidak sengaja melihat postingan gambar Presiden bermahkota dengan tulisan King of Lip Service yang sempat ramai di media massa beberapa bulan kemarin. Dan mungkin dia juga sekilas melihat atau menonton perdebatan terkait dihapuskannya lukisan dinding (Mural) yang mirip dengan wajah Presiden di Tangerang, tepatnya dinding yang berada dibawah kolong tol kereta bandara yang bertuliskan 404: Not Found baru -baru ini. Akan tetapi dari semua itu yang paling mengejutkan ia memperlihatkan gejala-gejala keresahan terhadap situasi yang sepenuhnya belum ia pahami.
Saya kemudian berinisiatif menjelaskan kepadanya dengan cara sesederhana mungkin dengan mengatakan bahwa itu adalah salah satu cara untuk membuat presiden kembali benar karena sekarang Presiden sedikit agak keliru dalam beberapa ucapan dan tindakan dalam menanggapi keingginan publik atau masyarakat. dan itu bukan berarti Presiden jahat. Sama halnya jika ade pernah melakukan hal yang salah maka tugas paman adalah menasehati agar tidak melakukannya lagi atau kembali melakukan hal yang benar.
saya menyadari bahwa penjelasan saya tidak sekritis atau tidak mewakili substansi dari perkara-perkara yang sebenarnya terjadi, namun setidaknya ini adalah salah satu cara terbaik yang saya lakukan demi menyesuaikan sebuah penjelasan dengan tingkatan daya tangkap anak di usia-usia tersebut.
Suatu ketika saya pernah ditanya oleh ponakan saya yang masih duduk kelas 2 Sekolah Menengah Pertama (SMP). Apa betul Presiden itu raja dengan mahkota yang jahat? dan apa benar bahwa Presiden itu nggak ada otaknya makanya ditulis dan digambarkan Not Found ? Seketika saya terdiam dan bertanya dari mana kamu menemukan hal itu? Ternyata kata atau tulisan itu dia temukan dalam beberapa akun Facebook yang muncul di berandanya dan juga di video Tiktoknya.
Jujur saja, seketika saya merasa bahagia karena dia telah memiliki perhatian dan berani bertanya terkait hal yang kritis di usianya yang baru beranjak 12 tahun. Namun dibalik itu sedikit muncul kekhawatiran dalam benak saya karena takutnya ia menganggap itu adalah sebuah lelucon yang kemudian di mainkan dalam lingkaran pergaulannya dengan tanpa memahami subtansi dibalik tulisan-tulisan yang ia baca maupun yang ia tonton itu.
Sebelum menanggapi pertanyaannya itu, sedetik terbesit dalam benak saya, ia mungkin tidak sengaja melihat postingan gambar Presiden bermahkota dengan tulisan King of Lip Service yang sempat ramai di media massa beberapa bulan kemarin. Dan mungkin dia juga sekilas melihat atau menonton perdebatan terkait dihapuskannya lukisan dinding (Mural) yang mirip dengan wajah Presiden di Tangerang, tepatnya dinding yang berada dibawah kolong tol kereta bandara yang bertuliskan 404: Not Found baru -baru ini. Akan tetapi dari semua itu yang paling mengejutkan ia memperlihatkan gejala-gejala keresahan terhadap situasi yang sepenuhnya belum ia pahami.
Saya kemudian berinisiatif menjelaskan kepadanya dengan cara sesederhana mungkin dengan mengatakan bahwa itu adalah salah satu cara untuk membuat presiden kembali benar karena sekarang Presiden sedikit agak keliru dalam beberapa ucapan dan tindakan dalam menanggapi keingginan publik atau masyarakat. dan itu bukan berarti Presiden jahat. Sama halnya jika ade pernah melakukan hal yang salah maka tugas paman adalah menasehati agar tidak melakukannya lagi atau kembali melakukan hal yang benar.
saya menyadari bahwa penjelasan saya tidak sekritis atau tidak mewakili substansi dari perkara-perkara yang sebenarnya terjadi, namun setidaknya ini adalah salah satu cara terbaik yang saya lakukan demi menyesuaikan sebuah penjelasan dengan tingkatan daya tangkap anak di usia-usia tersebut.
Namun dari semua cerita diatas, yang menarik adalah keinginantahuan dari ponakan saya dan manfaat positif yang ditimbulkan oleh hasil pengembangan teknologi seperti Tik-tok dan Facebook. Maka dari semua itu saya bisa menyimpulkan bahwa terkait teknologi, bisa bermanfaat jika berada di tangan orang yang tepat dan akan berujung negatif bila penggunanya tidak memanfaatkan fasilitas itu ke arah yang baik. Terima kasih