Gambaran Pemikiran Fenomenologi Maurice Marleau - Ponty

Maurice Marleau-Ponty adalah seorang filsuf dan intelektual publik asal Prancis, yang lahir pada tahun 1908 dan meninggal pada 1961. Maurice Marleau-Ponty dikenal sebagai seorang pendukung dari akademisi Eksistensialisme dan Fenomenologi di Prancis pasca perang dunia II.

Selain aktif dalam gerakan Eksistensialisme, Maurice Marleau-Ponty juga diketahui memiliki peran sentral dalam menyebarluaskan tentang Fenomenologi. Maka demikianlah dengan warna Filsafatnya, yang sangat dipengaruhi oleh pemikiran Husserl, sebab Merleau-Ponty Ponty berangkat dari Intesionalitas Husserl yang menunjukkan hubungan antara kesadaran dan objek. 

Kekhasan Fenomenologi Merleau-Ponty di arahkan untuk menyangkal apa yang dipandangnya sebagai kecenderungan kembar Filsafat Barat, yaitu antara Empirisme dan Rasionalisme, Merleau-Ponty berusaha mengartikulasikan relasi antara subjek dan objek, diri dunia dan semua dualisme lainnya.

Dari semua itu, Merleau-Ponty mengembangkan interpretasi khasnya sendiri terkait metode Fenomenologi dengan salah satu hal utama dalam Fenomenologi-nya ialah Fenomenologi Persepsi atau pengertian persepsi yang dimaksud oleh Marleau-Ponty berbeda dengan pandangan empirisme yang mengartikan persepsi sebagai kumpulan data yang diperoleh melalui penginderaan atau dari pengalaman. Melainkan persepsi yang dipahaminya adalah sebagai suatu intensi dari seluruh adanya kita, yaitu cara mengadakan yang terletak dalam dunia pra-objektif yang disebut berada dalam dunia.

Terlebih seorang Maurice Marleau-Ponty, menolak pandangan dari dualisme yang mengatakan jiwa "kesadaran" dan tubuh merupakan dua hal yang berbeda, sebab menurut Marleau-Ponty jiwa "kesadaran" dan tubuh adalah suatu kesatuan yang utuh. dengan pandangannya tersebut Maurice Marleau-Ponty secara langsung menolak pandangan dualisme.

Gagasan Merleau-Ponty yang fokus membicarakan terkait dengan Fenomenologi dapat ditemukan dalam karyanya yang berjudul Phenomenalogy of Perception (Fenomenologi Persepsi), terbit tahun 1945. dimana inilah karya dari Maurice Marleau-Ponty yang paling dikenal orang dan sekaligus membuat dirinya dikukuhkan sebagai Fenomenolog Prancis terkemuka pada eranya.

Dalam bukunya, Marleau-Ponty menolak pendekatan dari Empirisme dan Rasionalisme terhadap persepsi karena konsepsi keduanya yang terlalu kaku mengenai hubungan subjek dan objek. Merleau-Ponty berpendapat bahwa ada saling ketergantungan dari subjek dan objek melalui idenya yaitu (tubuh-subjek). 

Dimana keadaan fisik kita, katanya, lebih fundamental daripada kemampuan kita untuk bernalar, namun dilihat bahwa Merleau-Ponty tidak menolak pendekatan analitis, dan hanya berpendapat bahwa pendekatan tersebut memiliki signifikan sekunder dibandingkan dengan pengalaman praktis tubuh tentang dunia.

Dan dalam bukunya itu, Merleau-Ponty juga menjelaskan tentang makna tubuh atau yang diistilahkan seperti diatas 'tubuh-subjek' yang terlalu tersingkir oleh tradisi filsafat barat yang menganggap tubuh sebagai objek yang diperintah pikiran untuk melakukan berbagai fungsi. Merleau-Ponty menunjukkan bahwa segala sesuatu tidak muncul sendiri pada kesadaran kita, ataupun tidak nampak sebab persepsi yang berangkat dari sensasi Atomis dalam pikiran. Sebaliknya segala sesuatu yang kita alami dapat ditemukan dari dialog subjek-objek.

Kehadiran tubuh sebagai subjek menurut Marleau-Ponty ialah wahana dari cara mengada manusia yang disebutnya Etreau-monde, atau yang dimaksud dengan perkataan Marleau-Ponty seperti berikut, 'Tubuhku menunjukkan bahwa aku dan duniaku saling terlibat, melalui tubuhku aku mengenali obyek-obyek di sekitarku, aku memeriksanya dari satu segi ke satu segi lainnya sehingga dengan cara itu aku menyadari duniaku dengan perantaraan tubuhku. 

Tubuhku adalah subyek karena melalui tubuh sikap-sikap subyektifku kukenali sendiri dan melalui tubuhku aku mengungkapkan eksistensiku, karena aku dikenal sebagai subyek melalui tubuhku. Melalui tubuhku juga aku memaknai dan memberi bentuk kepala obyek-obyek. Seperti sebuah kubus kukenali sebagai kubus, suatu bentuk yang bersisi enam dan identik satu sama lain, karena aku memeriksanya dari segi ke segi dari tubuhku. Hingga pada akhirnya, tubuhku adalah subyek karena melalui tubuhku itu, aku mengada dunia. Tidak dapat dibayangkan sebuah kehadiran tanpa tubuh'.

Maurice Marleau - Ponty

Dengan ungkapan diatas, terlihat bahwa Merleau-Ponty mencoba meretas dualisme impirisme dan Rasionalisme, yang dipandangnya sebagai kelemahan fatal dari kedua sistem tersebut. Sebab ia memandang tubuh ada dalam keadaan ketiga, antara subjek dan objek, dan dengan melakukan itu Marleau-Ponty telah memecah paradox Meno. Demikian Gambaran Pemikiran Fenomenologi Maurice Marleau - Ponty Terimakasih.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel