Cerpen - Cinta Satu Dekade

Cerpen Cinta Satu Dekade - Ini adalah kisah cinta sepuluh tahun lalu antara Arul dan Winta. Waktu itu mereka berdua masih remaja, Winta yang baru setahun lulus dari bangku sekolah menengah atas dan Arul yang juga telah lulus sekolah dua tahun lalu.

Berawal dari nomor telepon yang nyasar, suatu saat ada nomor baru yang menelepon Raul, saat dijawab terdengar suara cewek.

" Halo.... siapa ya " Raul menjawab panggilan telepon

" Halo.... halo... " suara seorang wanita (Winta)

Telepon terputus sebelum mulai percakapan, mungkin karena jaringan yang kurang stabil atau Winta yang mematikan handphone karena mendengar suara cowok.

Raul menjadi penasaran dan kembali melakukan panggilan telepon ke nomor tadi. Begitulah remaja, masa dimana menjolaknya rasa penasaran akan sesuatu, apalagi tentang wanita. Winta menjawab telepon dari Raul tapi masih saja sama, suara yang tak jelas terjadi sehingga Raul menutup telepon dan mulai mengirim pesan singkat untuk mengetahui siapa gadis tadi.

Mereka saling mengirim pesan singkat (SMS) dan lancar berkomunikasi, saling mengenal dan Raul bertanya-tanya mengapa terjadi kesalahan nomor atau dari mana mendapatkan nomor tersebut, Winta juga tak sengaja karena salah menekan nomor telepon, padahal tujuannya untuk menghubungi saudara di kota lain.

Winta dan Raul saat itu bekerja sebagai tenaga honorer pada instansi berbeda tapi masih satu pemerintahan daerah. Mereka masih terus berkomunikasi via SMS dan semakin saling mengenal meskipun belum pernah bertemu satu sama lain.

Setelah kurang lebih seminggu saling mengirim pesan via telepon, mereka memutuskan untuk bertemu dan bertatap muka secara langsung. Tempat pertemuan di sebuah ruko pusat kota, Winta membawa seorang temannya sedangkan Raul hanya seorang diri. Waktu pertemuan di siang hari, Winta dan temannya lebih dulu sampai.

" Ada di mana ? " Winta menelepon Raul

" Sudah dekat, sedikit lagi sampai "

" Ok, saya sudah sampai " Winta memberi isyarat agar Raul mempercepat langkahnya

Raul hanya berjalan kaki menuju ruko sebab dia sengaja memarkir motor agak jauh sehingga lebih mudah mengamati siapa gadis itu sebelum bertemu.

Akhirnya mereka bertemu dan saling bertatap muka, Raut wajah Winta memperlihatkan rasa grogi dan sedikit malu sedangkan Raul lebih memancarkan rasa bahagia karena melihat Winta yang ternyata cantik dan agak tinggi dari dia. Teman Winta hanya diam sambil tersenyum melihat mereka berdua ngobrol.

Bertemuan tak berlangsung lama hanya sekitar 20 menit, Winta dan temannya lalu kembali untuk urusan lain dan Raul juga bergegas meninggalkan ruko.

Siapa sangka dari pertemuan tersebut melahirkan rasa saling suka diantara mereka berdua. Komunikasi mereka semakin dekat setelah pertemuan itu hingga akhirnya keduanya memutuskan untuk pacaran.

Keduanya mulai menjalani hubungan cinta dan saling mengenal karakter. Winta yang masih sangat polos dan Raul yang remaja labil membuat hubungan cinta mereka kurang berjalan baik. Raul masih sering mabuk-mabukkan dan Winta tak mampu melarangnya. Pergaulan Raul dengan teman-teman sesusiannya yang sering mabuk membuat dia juga seperti mereka.

Benar pernyataan bahwa manusia akan terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya jika dia tak mampu untuk mengendalikan diri.

Meski sering mabuk, Winta tetap mencintainya sebab meskipun sikap Raul seperti itu dia tidak sembrono atau ringan tangan dan membuat keributan.

Hubungan cinta mereka sudah berjalan sekitar dua bulan, berjalan baik-baik saja meskipun kebiasaan mabuk Raul yang tidak disukai Winta.

Raul hanyalah seorang perantau di kota Winta, kebetulan kakak Raul seorang polisi yang bertugas di daerah tersebut sehingga Raul mengikuti kakaknya untuk tinggal.

Suatu hari seorang teman Raul mengalami masalah dengan orang lain. Mala itu Raul dan temannya sedang dalam keadaan mabuk lalu tiba-tiba orang yang bermasalah dengan temannya tadi datang dan cencok mulut. Raul berusaha membela temannya meski belum mengetahui pokok permasalahan, mungkin bentuk setia kawan yang dimiliki Raul.

Cecok mulut terus terjadi hingga baku pukul, Raul yang melihat temannya dihajar tidak tinggal diam, perkelahian terjadi dan makin membesar sebab teman-teman orang tadi juga mulai berdatangan dan memukuli Raul dan temannya.

Orang-orang tua yang berada dekat lokasi perkelahian melerai mereka semua, keadaan mulai tenang dan kakak Raul yang seorang polisi datang menjemputnya untuk pulang ke rumah.

Ayah dan Ibu Raul mendengar kejadian itu dan sangat khawatir apa yang terjadi dengan kondisi Raul, saking takut akan terjadi apa-apa, mereka menyuruh Raul untuk segera pulang ke kampung.

Dua hari setelah kejadian itu, Raul berangkat pulang ke kampung halaman. Masalahnya adalah dia tidak memberitahu ke Winta kekasihnya.

Kampung Raul berada di pelosok sehingga jaringan telepon di sana belum tersedia, akibatnya hilang komunikasi dengan Winta. Mereka tak berkomunikasi selama setahun, Raul pun sudah tidak berharap banyak dengan Winta meskipun masih mencintainya.

Setahun berlalu, Raul yang masih remaja di arahkan oleh keluarganya untuk kuliah. Raul berangkat ke kota provinsi lain yang lebih maju untuk berkuliah. Waktu terus berlalu tanpa komunikasi dengan Winta. Mereka berdua menjalani kehidupan masing-masing.

Raul kemudian berhasil meraih gelar sarjana selama empat tahun dan memilih untuk kerja di kota tempat kuliahnya.

Raul mendapatkan perubahan yang sangat besar selama kuliah, sikap dan karakternya yang dulu telah berubah drastis. Seorang remaja labil yang mulai menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain. Lebih mengutamakan orang banyak ketimbang kepentingan pribadi.

Raul menjalani pekerjaannya selama 6 tahun, menikmati kehidupan dunia kerjanya. Sepuluh tahun (satu dekade), perkembangan teknologi makin canggih, bahkan kampung Raul kini sudah memiliki jaringan telekomunikasi hingga internetan.

Suatu hari Raul membuka akun media sosialnya dan melihat nama Winta, rasa senang dan bahagia ketika melihat Winta di media sosial. Memang mereka bagai orang asing karena saking lamanya terpisah.

Komunikasi mereka mulai terjalin kembali melalui media sosial. Siapa sangka, ternyata Winta begitu sedih dan sakit hati ketika kehilangan kabar dari Raul sepuluh tahun lalu. Ketika pertama berteman di media sosial, Raul meminta nomor kontak tapi Winta tidak mau karena masih sakit hati.

Sering melihat postingan-postingan Raul yang sangat positif di media sosial, perlahan-lahan Winta mulai berubah penilaiannya terhadap Raul. Winta masih mengira Raul seperti dulu yang suka mabuk-mabukkan dan labil.

Akhirnya Winta memberikan nomor teleponnya dan mencoba mengenal Raul yang sekarang. Raul menelepon Winta dan ngobrol sangat lama dengan pembahasan yang panjang. Raul menjelaskan kejadian sepuluh tahun lalu dan memohon maaf karena hilang tanpa kabar sampai saat ini. Winta juga mengungkapkan rasa kecewa, sedih dan sakit hati dan sangat marah waktu itu karena Raul tiba-tiba hilang bagai ditelan bumi.

cerpen cinta satu dekade

Waktu telah berubah, mereka berdua bukan lagi gadis polos dan remaja labil sepeuluh tahun lalu. Semakin dewasa dan bijak membuat komunikasi mereka membaik kembali. Winta dan Raul masih sama-sama belum menikah sehingga percakapan lebih bebas.

" Kamu masih suka sama saya tidak ?" Raul bertanya terus terang ke Winta

" Memang sepuluh tahun lalu saya sudah muak untuk mengenal kamu tapi sebenarnya rasa cinta yang dulu sampai sekarang masih tetap ada, apa lagi melihat kamu saat ini yang sudah berubah drastis, bijak, sopan dan pekerja keras "

Siapa sangka kisah cinta yang terputus sepuluh tahun lalu tidak hilang meski telah lama terpisah tanpa kabar. Sampai saat ini Raul dan Winta berdomisil di provinsi yang berbeda, mereka sering berkomunikasi dengan harapan suatu saat dapat bersama-sama lagi.

Mereka masih saling memiliki rasa cinta namun butuh pertimbangan lain untuk dapat bersama, misalnya terkait pekerjaan, tempat tinggal dan lain.

Semoga niat baik mereka untuk kembali bersama-sama dapat terwujud dan rasa cinta tetap terjaga bukan hanya cinta satu dekade tapi selamanya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel